Minggu, 14 Oktober 2012

MENGENAL NABI MUHAMMAD Shollallahu 'Alaihi wa Sallam

Bismillaahirrahmaanirrahim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Lanjutan : Tiga Landasan Utama.

                                             3. MENGENAL NABI MUHAMMAD
                                                     Shollallahu 'Alaihi wa Sallam

     Beliau adalah Muhammad bin Abdul Muthalib bin Hasyim. Hasyim termasuk suku Quraisy, suku Quraisy termasuk bangsa Arab, sedangkan bangsa Arab termasuk keturunan Nabi Ismail putra Nabi Ibrahim al-Khalil. Semoga Allah melimpahkan kepada ketiganya sebaik-baik sholawat dan salam.
     Beliau berumur 63 tahun, di antaranya 40 tahun sebelum beliau menjadi nabi dan 23 tahun sebagai nabi dan rasul.
     Beliau diangkat menjadi nabi berdasarkan surat Iqro' dan diangkat sebagai nabi dan rasul berdasarkan surat Al-Muddatstsir.
     Beliau berasal dari Makkah.
     Beliau diutus Allah untuk menyampaikan peringatan agar menjauhi syirik dan mengajak kepada Tauhid, dalilnya adalah firman Allah Ta'ala :

"Wahai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu sampaikanlah peringatan. Agungkanlah Tuhanmu. Sucikanlah pakaianmu. Tinggalkanlah berhala-berhala itu. Dan janganlah kamu memberi, sedang kamu menginginkan balasan yang lebih banyak serta bersabarlah untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu."                                                                                                       (Q.S. 74: 1-7)

     Penafsiran:
     "Sampaikanlah peringatan" artinya sampaikanlah peringatan untuk menjauhi syirik dan mengajak kepada Tauhid.
     "Agungkanlah Tuhanmu" artinya Agungkanlah Ia dengan berserah diri dan beribadah kepada-Nya semata-mata.
     "Sucikanlah pakaianmu" artinya sucikanlah segala amalmu dari perbuatan syirik.
     "Tinggalkanlah berhala-berhala itu" artinya jauhkan dan bebaskan dirimu dari berhala-berhala itu dan para pemujanya.


     Beliaupun melaksanakan perintah ini dengan tekun dan gigih selama sepuluh tahun, mengajak kepada Tauhid. Setelah sepuluh tahun itu beliau di-mi'raj-kan (diangkat naik) ke atas langit dan disyariatkan kepada beliau sholat lima waktu. Beliau melakukan sholat di Makkah selama tiga tahun. Kemudian setelah itu, beliau diperintahkan untuk berhijrah ke Madinah.

     Hijrah pengertiannya adalah berpindah dari lingkungan syirik ke lingkungan Islami.
     Hijrah ini merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan umat Islam. Dan kewajiban tersebut hukumnya tetap berlaku sampai hari kiamat.
     Dalil yang menunjukkan kewajiban hijrah adalah firman Allah Ta'ala :

"Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan oleh malaikat dalam keadaan zhalim terhadap diri mereka sendiri. Kepada mereka malaikat bertanya "Kamu dalam keadaan bagaimana?" Mereka menjawab "Kami adalah orang-orang yang tertindas di negeri (Makkah). Para malaikat berkata : "Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijarah (ke mana saja) di bumi ini?" Orang-orang itu tempatnya di neraka Jahanam, dan neraka Jahanam itu seburuk-buruk tempat kembali, kecuali mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah), mereka itu mudah-mudahan Allah mema'afkannya. Dan adalah Allah Maha Pema'af lagi Maha Pengampun" (Q.S. 4: 97-99)
     Firman Allah Ta'ala yang lain :

"Wahai hamba-hambaku yang beriman! Sesungguhnya bumi-Ku adalah luas maka hanya kepada-Ku saja kamu beribadah"                                                                                      (Q.S. 29: 56)

     Al-Baghawi  Rahimahullah  berkata : "Ayat ini, sebab turunnya ditujukan kepada orang-orang muslim yang  masih berada di Makkah, yang mereka itu belum juga berhijrah. Karena itu Allah menyeru kepada mereka dengan sebutan orang-orang yang beriman."
     Adapun dalil dari hadits yang menunjukkan kewajiban hijrah adalah sabda Rasulullah Shollallahu 'Alaihi wa Sallam :

"Hijrah tetap akan berlangsung selama pintu taubat belum tertutup, sedang pintu taubat tidak akan ditutup sebelum matahari terbit dari sebelah barat."                                       [H.R. Ahmad]
     Setelah Nabi Muhammad  Shollallahu 'Alaihi wa Sallam menetap di Madinah, lalu disyareatkan kepada beliau zakat, puasa, haji, adzan, jihad, amar ma'ruf dan nahi munkar serta syareat-syareat Islam lainnya.
     Nabi Muhammad Shollallahu 'Alaihi wa sallam diutus oleh Allah kepada seluruh umat manusia, dan diwajibkan kepada seluruh jin dan manusia untuk mentaatinya, sebagaimana firman Allah Ta'ala:

"Katakanlah "Wahai manusia! Sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kamu semua."
                                                                                                                            (Q.S. 7: 158)
     Dan melalui beliau, Allah telah menyempurnakan agama-Nya untuk kita. Allah Ta'ala berfiman :
"Pada hari ini telah Aku sempurnakan untumu agamamu dan Aku cukupkan kepadmu nikmat-Ku serta Aku ridhoi Islam itu menjadi agama bagimu."                                             (Q.S. 5: 3)

     Adapun dalil yang menunjukkan bahwa beliau Shollallahu 'Alaihi wa Sallam juga wafat adalah firman Allah Ta'ala :
 "Sesungguhnya kamu akan mati dan sesungguhnya merekapun akan mati. Kemudian sesungguhnya kamu nanti pada hari Kiamat berbantah-bantahan di hadapan Tuhanmu."  (Q.S. 39: 30-31)

     Manusia setelah mati, akan dibangkitkan kembali, firman Allah Ta'ala :

"Berasal dari bumi (tanah) itulah Kami mejadikan kamu dan kepadanya Kami akan mengembalikan kamu dan dari padanya akan dikeluarkan kamu pada kali yang lain."                 (Q.S. 20: 55)
     Firman Allah Ta'ala yang lain :

"Dan Allah telah menumbuhkan kamu dari tanah dengan sebaik-baiknya, kemudian Dia mengembalikan kamu ke dalamnya (lagi) dan (pada hari kiamat) Dia akan mengeluarkan kamu dengan sebenar-benarnya."                                                                                 (Q.S. 71: 17-18)

     Setelah manusia dibangkitkan, mereka akan dihisab dan diberi balasan sesuai dengan amal perbuatan mereka. Allah Ta'ala berfirman :

"Dan hanya kepunyaan Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi, supaya Dia memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat buruk sesuai dengan perbuatan mereka dan memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik dengan (pahala) yang lebih baik (surga)."                                                                                                                                 (Q.S. 53: 31)

     Barangsiapa tidak mengimani kebangkitan ini, maka ia adalah kafir, sebagaimana firman Allah  Subhanahu wa Ta'ala :
"Orang-orang kafir mengatakan bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah "Tidaklah demikian, demi Tuhanku, kamu pasti akan dibangkitkan dan niscaya akan diberitakan kepadanya apapun yang telah kamu kerjakan. Yang demikian itu adalah ,mudah bagi Allah."(Q.S.64: 7)

     Allah telah mengutus semua rasul sebagai penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan, sebagaimana firman Allah Ta'la :

"(Kami telah mengutus) rasul-rasul sebagai penyampai kabar gembira dan pemberi peringatan, supaya tiada lagi suatu alasan bagi manusia membantah Allah setelah (diutusnya) para rasul itu."
                                                                                                                                 (Q.S. 4: 165)

     Rasul pertama adalah Nabi Nuh Alaihissalam sedang rasul terakhir dan penutup para nabi adalah Nabi Muhammad Shollallahu "Alaihi wa Sallam.
     Dalil yang menunjukkan bahwa rasul pertama adalah Nabi Nuh, firman Allah Ta'ala :

"Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu (Muhammad) sebagaimana  Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan para nabi sesudahnya."                                         (Q.S. 4: 163)

     Dan Allah telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul, mulai dari nabi Nuh sampai Nabi Muhammad, dengan memerintahkan mereka untuk beribadah kepada Allah semata-mata dan melarang mereka beribadah kepada thagut. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus kepada setiap umat seorang rasul (untuk menyerukan): "beribadahlah kepada Allah (saja) dan jauhi thagut itu."                                      (Q.S. 16: 36)

     Dengan demikian, Allah telah mewajibkan kepada seluruh hamba-Nya supaya bersikap kafir terhadap thagut dan hanya beriman kepada Allah.

     Ibnu Qoyyim - Rahimahullah - menjelaskan pengertian  thagut :
"Thagut adalah semua yang diperlakukan manusia secara melampaui batas (yang telah ditentukan oleh Allah) seperti dengan disembah, ditakuti atau dipatuhi."

     Thagut itu banyak macamnya dan tokoh-tokohnya ada lima :
1. Iblis, yang telah dilaknat oleh Allah.
2. Orang yang disembah, dan ia rela dengan menyembah itu.
3. Orang yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya.
4. Orang yang mengaku tahu sesuatu yang ghaib.
5. Orang yang memutuskan semua tanpa berdasarkan hukum yang telah diturunkan oleh Allah.

     Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman :

"Tiada paksaan dalam (memeluk) agama ini. Sungguh telah jelas kebenaran dari kesesatan. Untuk itu barangsiapa yang ingkar kepada thagut dan beriman kepada Allah, maka Dia telah benar-benar berpegang teguh dengan tali yang terkuat, yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."                                                                                (Q.S. Al-Baqorah: 256)

     Ingkar kepada semua thagut dan iman kepada Allah saja, sebagaimana dinyatakan dalam ayat tadi, adalah hakekat Syahadat (Laa Illaha Illallah).
     Dan diriwayatkan dalam hadits, Rasulullah Shollallahu 'Alaihi wa sallam  bersabda :

"Pokok agama ini adalah Islam, tiangnya adalah sholat sedang ujung tulang punggungnya adalah jihad fi sabilillah."                                                                       [H.R. Thabrani dan Tirmidzi)]

     Hanya Allah-lah Yang Maha Tahu. Semoga sholawat dan salam senantiasa dilimpahkan oleh Allah kepada nabi Muhammad, keluarga dan para sahabatnya.



Wassalamu'alaikum Wr Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar