Senin, 11 Maret 2013

KISAH NABI HUD AS

KISAH NABI HUD dan KAUM 'AD 

Setelah Nabi Nuh as wafat, dan waktu terus berputar tahun demi tahun. Umat manusia kembali lupa akan Allah Swt. Mereka kembali menjadikan patung-patung sebagai sesembahan. Lalu Allah Swt rnengutus junjungan kita Nabi Hud as di tengah-tengah kaumnya.
 
Nabi Hud berasal dari kabilah yang bernama 'Ad. Kabilah ini tinggal di suatu tempat yang bernama al-Ahqaf, yaitu padang pasir yang dipenuhi dengan pegunungan pasir dan tampak dari puncaknya lautan. Adapun tempat tinggal mereka berupa tenda-tenda besar dan mempunyai tiang-tiang yang kuat dan tinggi. Kaum 'Ad terkenal dengan fisik yang kuat dan memiliki tubuh yang tinggi dan tegak. Tiada seorang pun di masa itu yang dapat menandingi kekuatan mereka. 

Meskipun mereka memiliki tubuh yang kuat, namun akalnya jongkok. Kaum ‘Ad menyembah berhala dan membelanya, bahkan mereka siap berperang untuk mempertahankan berhala yang mereka sembah. Mereka malah menuduh hal-hal yang jelek terhadap nabi mereka dan mengejeknya. Selama mereka menganggap bahwa kekuatan adalah hal yang patut dibanggakan, maka seharusnya mereka melihat bahwa Allah SWT yang menciptakan mereka lebih kuat dari mereka. Sayangnya mereka lupa, melainkan kecongkakan yang timbul. 

Nabi Hud As mengingatkan Kenikmatan-kenikmatan Allah SWT.

Nabi Hud berkata kepada mereka: "Wahai kaumku, sembahlah Allah yang tiada tuhan lain bagi kalian selain-Nya. " (QS. Hud: 50)
Itu adalah perkataan yang sama yang diucapkan oleh seluruh nabi dan rasul. Perkataan tersebut tidak pernah berubah, tidak pernah berkurang, dan tidak pernah dicabut kembali.
Kaumnya bertanya kepada Hud as: "Apakah engkau ingin menjadi pemimpin bagi kami melalui dakwahmu ini? Imbalan apa yang engkau inginkan?" 

Nabi Hud memberitahu mereka bahwa ia hanya mengharapkan imbalan dari Allah Swt. Ia tidak menginginkan sesuatu pun dari mereka selain agar mereka menerangi akal mereka dengan cahaya kebenaran. Ia mengingatkan mereka tentang nikmat Allah Swt terhadap mereka. Bagaimana Allah Swt memberikan kekuatan fisik bagi mereka, bagaimana Allah Swt menempatkan mereka di bumi yang penuh dengan kebaikan, bagaimana Allah Swt mengirimkan hujan lalu menghidupkan bumi dengannya.

Penyimpangan Kaum Hud as.

Kaum Hud membuat kerusakan dan mengira bahwa mereka orang-orang yang terkuat di muka bumi, sehingga mereka menampakkan kesombongan dan semakin menentang kebenaran. Mereka berkata kepada Nabi Hud: "Bagaimana engkau menuduh tuhan-tuhan kami yang nenek moyang kami pun menyembahnya?"
Nabi Hud menjawab: "Sungguh orang tua kalian telah berbuat kesalahan." Walaupun Nabi Hud menerangkan kepada mereka sebagaimana apa yang diterangkan oleh semua nabi, namun penduduk ‘Ad mendustakannya.
Para pembesar kaum ’Ad berkata: "Bukankah hal yang aneh ketika Allah SWT memilih manusia biasa di antara kita untuk menerima wahyu dari-Nya?"
Nabi Hud balik bertanya: "Apa keanehan dalam hal itu? Sesungguhnya Allah SWT mencintai kalian dan oleh karenanya Dia mengutus aku kepada kalian untuk mengingatkan kalian. Sesungguhnya perahu Nuh dan kisah Nuh tidak jauh dari ingatan kalian. Janganlah kalian melupakan apa yang telah terjadi. Orang-orang yang menentang Allah SWT telah dihancurkan dan begitu juga orang-orang yang akan mengingkari-Nya pun akan dihancurkan, sekuat apa pun mereka."
Para pembesar kaum berkata: "Siapakah yang dapat menghancurkan kami wahai Hud?"
Nabi Hud menjawab: "Allah SWT."
Orang-orang kafir dari kaum Nabi Hud berkata: "Tuhan-tuhan kami akan menyelamatkan kami."
Nabi Hud memberitahu mereka, bahwa tuhan-tuhan yang mereka sembah ini dengan maksud untuk mendekatkan mereka kepada Allah SWT pada hakikatnya justru menjauhkan mereka dari-Nya. Ia menjelaskan kepada mere­ka bahwa hanya Allah SWT yang dapat menyelamatkan manusia, sedangkan kekuatan lain di bumi tidak dapat mendatangkan mudarat dan manfaat.
Pertarungan antara Nabi Hud dan kaumnya semakin seru. Dan setiap kali pertarungan berlanjut dan hari berlalu, kaum Nabi Hud meningkatkan kesombongan, pembangkangan, dan pendustaan kepada nabi mereka. Mereka mulai menuduh Nabi Hud sebagai seorang bodoh dan gila. Pada suatu hari mereka berkata kepadanya: "Sekarang kami memahami rahasia kegilaanmu. Sesungguhnya engkau menghina tuhan kami dan tuhan kami telah marah kepadamu, dan karena kemarahannya engkau menjadi gila."
Sampai pada batas inilah penyimpangan itu telah terjadi pada kaum ’Ad, dan menganggap bahwa Nabi Hud telah mengigau karena salah satu tuhan mereka telah murka kepadanya, sehingga ia terkena sesuatu penyakit gila. 

Peringatan Nabi Hud As kepada kaumnya.
Nabi Hud hanya pasrah kepada Allah Swt dan ia hanya memberikan peringatan serta ancaman jika merekat tetap mendustakan dakwahnya. Nabi Hud berkata: "Sesungguhnya aku jadikan Allah sebagai saksiku, dan saksikanlah oleh kalian bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan dari selain-Nya. Sebab itu, jalankanlah tipu daya kalian semuanya terhadapku dan janganlah kalian memberi tangguh kepadaku. Sesungguhnya aku bertawakal kepada Allah, Tuhanku dan Tuhanmu. Tidak ada suatu binatang melata pun melainkan Dialah yang memegang ubun-ubunnya. Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus. Jika kalian berpaling, maka sesungguhnya aku telah menyampaikan kepada kalian apa (amanat) yang aku diutus (untuk menyampaikan)nya kepadamu. Dan Tuhanku akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain (dari) kamu; dan kamu tidak dapat membuat mudarat kepada-Nya sedikit pun. Sesungguhnya Tuhanku adalah Maha Pemelihara segala sesuatu. " (QS. Hud: 54-57)

Dalam ucapannya, Nabi Hud menjelaskan kepada kaumnya bahwa ia melaksanakan amanat dan menyampaikan agama. Jika mereka mengingkari dakwahnya, niscaya Allah SWT akan mengganti mereka dengan kaum selain mereka. Yang demi­kian ini berarti bahwa mereka sedang menunggu azab. 

 Azab Allah SWT kepada Kaum Nabi Hud AS
Nabi Hud dan kaumnya menunggu janji Allah SWT. Kemudian terjadilah masa kering di muka bumi di mana langit tidak lagi menurunkan hujan. Matahari bersinar sangat kuat, hingga laksana percikan-percikan api yang menimpa kepala manusia.
Kaum Nabi Hud segera menemuinya dan bertanya: "Mengapa terjadi kekeringan ini wahai Hud?"
Nabi Hud berkata: "Sesungguhnya Allah SWT murka kepada kalian. Jika kalian beriman, maka Allah SWT akan rela terhadap kalian dan menurunkan hujan serta menambah kekuatan kalian." Namun kaum Nabi Hud justru mengejeknya dan malah semakin menentangnya., maka masa kekeringan semakin bertambah dan menguningkan pohon-pohon yang hijau dan matilah berbagai tanaman yang ada di muka bumi.
Lalu datanglah suatu hari di mana terdapat awan besar yang menyelimuti langit. Kaum Nabi Hud begitu gembira dan mereka keluar dari rumah sambil berkata: "Hari ini akan turuni hujan." Tiba-tiba udara berubah, yang tadinya sangat kering dan panas kini menjadi sangat dingin. Angin mulai bertiup dengan kencang. Semua benda menjadi bergoyang. Angin terus-menerus bertiup siang dan malam, hari demi hari, dan hawa dingin semakin bertambah.
Kaum Nabi Hud mulai berlari. Mereka segera menuju ke tenda dan bersembunyi di dalamnya. Angin semakin bertiup dengan kencang dan menghancurkan tenda. Angin menghancurkan pakaian dan menghancurkan kulit. Setiap kali angin bertiup, ia menghan­curkan dan membunuh apa saja yang di laluinya. Angin bertiup selama tujuh malam dan delapan hari dengan mengancam kehidupan dunia. Kemudian angin berhenti dengan izin Allah Swt.

Allah SWT berfirman:
"Maka tatkala mereka melihat azab itu, berupa awan yang menuju ke lembah-lembah mereka, berkatalah mereka: 'Inilah awan yang akan menurunkan hujan kepada kami.' (Bukan)! Bahkan itulah azab yang kamu minta supaya datang dengan segera (yaitu) angin yang mengandung azab yang pedih, yang menghancurkan segala sesuatu dengan perintah Tuhannya." (QS. al-Ahqaf: 24-25) "Yang Allah menimpakan angin itu kepada mereka selama tujuh malam dan delapan hari terus-menerus;, maka kamu lihat kaum 'Ad pada waktu itu mati bergelimpangan seakan-akan mereka tunggul-tunggul pohon kurma yang telah kosong (lapuk). " (QS. al-Haqqah: 7)

Tiada yang tersisa dari kaum Nabi Hud as, kecuali pohon-pohon kurma yang lapuk. Nabi Hud as dan beberapa orang yang beriman kepadanya selamat, sedangkan orang-orang yang menentangnya binasa.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar