Minggu, 07 April 2013

ANAKKU, JADILAH PEDAGANG

Anakku, Jadilah Pedagang
Ditulis Oleh :dr Chairil Anwar Sp, An, 


Judul ini jangan diartikan secara harfiah. Pedagang di sini bukan berarti buka kios lalu berdagang. Tapi, yang  dimaksudkan adalah pedagang dalam arti luas, seperti pebisnis atau enterpreuner. Atau istilah modernnya pedagang intelektual.

Rosululloh SAW merupakan role model atau contoh terbaik pebisnis sukses. Alloh-lah yang mendidiknya hingga akhirnya menjadi seorang enterpreuner tangguh. Jiwa enterpreuner beliau sudah diasah sejak usia kanak-kanak dengan menjadi penggembala. Saat itu, penghasilan dari menggembala kambing orang-orang Mekah, beliau berikan untuk membantu beban hidup pamannya yang memiliki banyak tanggungan. Sifat mandirinya terus terasah saat usia beliau 12 tahun, dengan ikut pamannya berdagang ke Syam. Saat menginjak dewasa, barulah Beliau berdagang sendiri, meski dalam skala kecil karena beliau tidak ingin terus menerus membebani pamannya.


Sebagai enterpreuner sejati Rasululloh tidak pernah berkeluh kesah dengan masalah modal. Sifat jujur (shidiq) dan terpercaya (amin) membuat banyak saudagar menitipkan dagangannya kepada Rasululloh. Dan semua barang tersebut selalu habis terjual sehingga menguntungkan si pemilik barang. Kesuksesan ini membuatnya makin dipercaya oleh banyak saudagar. Sehingga bisa dibilang modal bisnis Rosululloh SAW adalah diri beliau dan untanya. Beliau hanya menerima keuntungan sekedar untuk hidup sehari-hari. Beliau tidak pernah mengumpulkan harta. Setiap ada kelebihan keuntungan selalu beliau sedekahkan kepada orang miskin.

Kunci sukses Rosululloh SAW dalam berbisnis tidak semata dari jenis barang yang dibawanya. Tapi, beliau lebih mengedepankan akhlak yang mulia. Dengan akhlak yang sempurna, banyak pembeli menaruh kepercayaan kepada Beliau sehingga tercipta networking bisnis yang kuat. Kejujuran dan sosialisasi yang baik ke pembeli juga menjadi kunci keberhasilannya yang lain. Pembeli percaya bahwa barang yang dijual Rosululloh SAW berkualitas baik dan harganya tidak dipermainkan. Berbeda dengan cara dagang orang sekarang, lebih banyak menipunya.

Kejujuran Rasululloh inilah yang menjadikan Siti Khadijah, salah satu saudagar terkaya di Mekah mengangkat beliau menjadi orang kepercayaan untuk menjalankan usahanya. Sampai akhirnya, Siti Khadijah melamar Rosululloh SAW menjadi suaminya. Sejak itulah Rosululloh SAW menjadi real enterpreunership karena usaha yang dijalankannya bukan milik orang lain lagi tapi milik istrinya.

Salah satu hikmah yang dapat diteladani dari enterpreunership Rosululloh SAW adalah ketika beliau berdagang, tujuan utamanya bukan mencari untung banyak. Tapi bagaimana barang dagangan yang dijual bisa bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, saat mendapat untung Rosululloh SAW memikirkan bagaimana agar keuntungannya itu menjadi kemaslahatan bagi orang lain. Untuk itu, beliau selalu membagikan keuntunganya kepada orang-orang miskin sedangkan yang dibawa ke rumah hanya sebagian kecil untuk mencukupi kebutuhan hari itu. Jadi, enterpreunership yang dilakukan Rosululloh SAW lebih banyak ditujukan untuk ibadah, melakukan kebaikan bagi orang lain.

Berdagang memang cara cepat mendapatkan uang. Karena transaksi dilakukan langsung antara penjual dan pembeli dan prosesnya cukup cepat. Itulah sebabnya Rasululloh bersabda, “Kalau mau cepat kaya berdaganglah, karena sembilan dari sepuluh pintu rezeki adalah dari berdagang.”

Tapi jangan jadikan berdagang sebagai cara untuk mengumpulkan kekayaan. Ikutilah cara Rosululloh SAW, menjadikan berdagang sebagai kesempatan berbuat kebaikan kepada orang lain. Kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Alloh. Jadi, harta yang kita peroleh dari berdagang kita gunakan lagi untuk ibadah di jalan Alloh. Hal ini dilakukan oleh para sahabat. Ketika ada panggilan jihad, sahabat Abu Bakar Sidiq RA akan menyerahkan seluruh hartanya untuk membiayai jihad. Sedangkan Umar bin Khaththab RA menyerahkan setengah dari hartanya.


Jangan sampai harta yang berlimpah membuat kita lalai dalm taat kepada Alloh SWT. Seperti firman Alloh,
 “Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.” (QS. At-Takaatsur: 1)

Justru harta yang baik harus kita belanjakan juga untuk kebaikan di jalan Alloh. Dengan harta tersebut, kita harus makin banyak beramal demi kemajuan agama Alloh. Tapi, bila kita menyalahgunakan harta tersebut selain di jalan Alloh, harta tersebut akan menjadi bahan bakar kita di neraka.
   
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun tidak dapat menolak (siksa) Alloh dari mereka. dan mereka itu adalah bahan Bakar api neraka.” (QS. Ali Imran: 10)

Kesuksesan seorang enterpreuner juga ditentukan oleh life skill dan wawasan yang luas. Alloh SWT mendidik life skill Rosululloh SAW sejak beliau kecil sehingga menjadi seorang yang matang dalam bertindak. Sedangkan Rosululloh SAW menambah wawasannya dengan cara belajar dari lingkungan sekitar. Orang yang terasah life skill-nya akan mudah mengambil keputusan yang tepat sesuai kondisi yang ada. Sementara wawasannya menjadi modal dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Orang yang berwawasan luas akan lebih mudah beradaptasi dengan orang lain sehingga mudah menjalin ikatan bisnis.

Seorang enterpreuner juga dituntut kreatif dan inovatif. Alloh telah mengajarkan manusia bahwa Alloh Mahakreatif. Dari seluruh ciptaan-Nya yang ada di bumi tidak ada yang sama. Dan Alloh Mahainovatif dengan menciptakan banyak model makhluk ciptaan-Nya. Begitu juga seorang enterpreuner, harus kreatif dan inovatif dengan menciptakan sesuatu yang berbeda dan unik. Dan yang jelas, ciptaan tersebut harus bisa dijual di pasar. Untuk itu seorang enterpreuner harus ditunjang dengan skill organisasi yang mumpuni untuk mengatur perusahaannya dalam menyelaraskan beberapa unit kerja menjadi satu kesatuan manajemen yang profesional. Ia harus mampu me-manage bisnisnya mulai dari awal produksi hingga ke pemasaran dan sistem keuangan. Tanpa itu, mustahil bisnisnya bisa maju dan berkembang. Dengan pengalaman dan kemahiran mengorganisir perusahaan, resiko kerugian bisa ditekan seminimal mungkin sehingga menghasilkan pendapatan atau keuntungan perusahaan yang besar.

Tidak kalah penting, seorang enterpreuner harus mempunyai semangat untuk terus maju. Ia tidak boleh mudah menyerah saat menghadapi suatu kegagalan. Sabda Rosululloh SAW, yang menyuruh hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, harus dijadikan moto agar selalu bersemangat dalam mengelola bisnisnya.

Rosululloh SAW telah mencontohkan bagaimana semangat beliau dalam berdagang. Meski harus menempuh jarak yang sangat jauh, tapi beliau tidak pernah mengeluh. Beliau tetap berusaha memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada pelanggan maupun saudagar yang telah menitipkan barang dagangannya. Kepercayaan yang telah diamanahkan kepada Beliau tidak pernah dikhianati. Beliau selalu berusaha menjadi seorang entertainer yang melayani semua orang dengan sabar dan lemah lembut. Sifat ini pula yang harus dimiliki oleh seorang enterpreuner.

Sebagai orang tua untuk anak-anak saya dan anak-anak muda lainnya, saya hanya berpesan, jadilah seorang enterpreuner seperti yang telah dicontohkan oleh Rosululloh SAW. Enterpreuner sukses tidak harus selalu berbekal pendidikan tinggi. Rasululloh telah membuktikannya. Beliau tidak pernah sekolah, tetapi beliau mau belajar dan bekerja keras. Yang terpenting, contohlan semangat beliau untuk maju, menjunjung tinggi harga diri, memegang teguh amanah, dan jujur dalam setiap perbuatan.
  
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasululloh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Alloh.” (QS. Al-Ahzab: 21)

Arti ayat diatas, kita sebagai umat Rosululloh SAW wajib mengikuti setiap perbuatan Beliau, termasuk dalam perdagangan. Tapi bila kalian bekerja di perusahaan orang, kalian tetap harus menjadi intrapreuner yang memiliki bergaining sesuai skill kalian. Kita berusaha agar dengan keberadaan kita di perusahaan tersebut membuat perusahaan itu berkembang sehingga perusahaan akan menganggap kita sebagai aset, bukan hanya sebagai pekerja (dr Chairil Anwar Sholeh Sp, An)



Sumber : wasathon.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar