Anakku, Jadilah Pedagang
Ditulis Oleh :dr Chairil Anwar Sp, An,
Judul ini jangan diartikan secara harfiah. Pedagang di sini bukan berarti buka kios lalu berdagang. Tapi, yang dimaksudkan adalah pedagang dalam arti luas, seperti pebisnis atau enterpreuner. Atau istilah modernnya pedagang intelektual.
Rosululloh SAW merupakan role model atau contoh terbaik pebisnis sukses. Alloh-lah yang mendidiknya
hingga akhirnya menjadi seorang enterpreuner tangguh. Jiwa enterpreuner
beliau sudah diasah sejak usia kanak-kanak dengan menjadi penggembala.
Saat itu, penghasilan dari menggembala kambing orang-orang Mekah, beliau
berikan untuk membantu beban hidup pamannya yang memiliki banyak
tanggungan. Sifat mandirinya terus terasah saat usia beliau 12 tahun,
dengan ikut pamannya berdagang ke Syam. Saat menginjak dewasa, barulah
Beliau berdagang sendiri, meski dalam skala kecil karena beliau tidak
ingin terus menerus membebani pamannya.
Sebagai enterpreuner sejati Rasululloh tidak pernah berkeluh kesah dengan masalah modal. Sifat jujur (shidiq) dan terpercaya (amin) membuat banyak saudagar menitipkan dagangannya kepada Rasululloh.
Dan semua barang tersebut selalu habis terjual sehingga menguntungkan
si pemilik barang. Kesuksesan ini membuatnya makin dipercaya oleh banyak
saudagar. Sehingga bisa dibilang modal bisnis Rosululloh SAW adalah
diri beliau dan untanya. Beliau hanya menerima keuntungan sekedar untuk
hidup sehari-hari. Beliau tidak pernah mengumpulkan harta. Setiap ada
kelebihan keuntungan selalu beliau sedekahkan kepada orang miskin.
Kunci
sukses Rosululloh SAW dalam berbisnis tidak semata dari jenis barang
yang dibawanya. Tapi, beliau lebih mengedepankan akhlak yang mulia.
Dengan akhlak yang sempurna, banyak pembeli menaruh kepercayaan kepada
Beliau sehingga tercipta networking bisnis yang kuat. Kejujuran
dan sosialisasi yang baik ke pembeli juga menjadi kunci keberhasilannya
yang lain. Pembeli percaya bahwa barang yang dijual Rosululloh SAW
berkualitas baik dan harganya tidak dipermainkan. Berbeda dengan cara
dagang orang sekarang, lebih banyak menipunya.
Kejujuran
Rasululloh inilah yang menjadikan Siti Khadijah, salah satu saudagar
terkaya di Mekah mengangkat beliau menjadi orang kepercayaan untuk
menjalankan usahanya. Sampai akhirnya, Siti Khadijah melamar Rosululloh
SAW menjadi suaminya. Sejak itulah Rosululloh SAW menjadi real enterpreunership karena usaha yang dijalankannya bukan milik orang lain lagi tapi milik istrinya.
Salah
satu hikmah yang dapat diteladani dari enterpreunership Rosululloh SAW
adalah ketika beliau berdagang, tujuan utamanya bukan mencari untung
banyak. Tapi bagaimana barang dagangan yang dijual bisa bermanfaat bagi
orang lain. Selain itu, saat mendapat untung Rosululloh SAW memikirkan
bagaimana agar keuntungannya itu menjadi kemaslahatan bagi orang lain.
Untuk itu, beliau selalu membagikan keuntunganya kepada orang-orang
miskin sedangkan yang dibawa ke rumah hanya sebagian kecil untuk
mencukupi kebutuhan hari itu. Jadi, enterpreunership yang dilakukan
Rosululloh SAW lebih banyak ditujukan untuk ibadah, melakukan kebaikan
bagi orang lain.
Berdagang
memang cara cepat mendapatkan uang. Karena transaksi dilakukan langsung
antara penjual dan pembeli dan prosesnya cukup cepat. Itulah sebabnya
Rasululloh bersabda, “Kalau mau cepat kaya berdaganglah, karena sembilan
dari sepuluh pintu rezeki adalah dari berdagang.”
Tapi
jangan jadikan berdagang sebagai cara untuk mengumpulkan kekayaan.
Ikutilah cara Rosululloh SAW, menjadikan berdagang sebagai kesempatan
berbuat kebaikan kepada orang lain. Kesempatan untuk mendekatkan diri
kepada Alloh. Jadi, harta yang kita peroleh dari berdagang kita gunakan
lagi untuk ibadah di jalan Alloh. Hal ini dilakukan oleh para sahabat.
Ketika ada panggilan jihad, sahabat Abu Bakar Sidiq RA akan menyerahkan
seluruh hartanya untuk membiayai jihad. Sedangkan Umar bin Khaththab RA
menyerahkan setengah dari hartanya.
Jangan sampai harta yang berlimpah membuat kita lalai dalm taat kepada Alloh SWT. Seperti firman Alloh,
“Bermegah-megahan telah melalaikan kamu.” (QS. At-Takaatsur: 1)
Justru harta yang baik harus kita belanjakan juga untuk kebaikan di jalan Alloh. Dengan harta tersebut, kita harus makin banyak beramal demi kemajuan agama Alloh. Tapi, bila kita menyalahgunakan harta tersebut selain di jalan Alloh, harta tersebut akan menjadi bahan bakar kita di neraka.
“Sesungguhnya
orang-orang yang kafir, harta benda dan anak-anak mereka, sedikitpun
tidak dapat menolak (siksa) Alloh dari mereka. dan mereka itu adalah
bahan Bakar api neraka.” (QS. Ali Imran: 10)
Kesuksesan seorang enterpreuner juga ditentukan oleh life skill dan wawasan yang luas. Alloh SWT mendidik life skill
Rosululloh SAW sejak beliau kecil sehingga menjadi seorang yang matang
dalam bertindak. Sedangkan Rosululloh SAW menambah wawasannya dengan
cara belajar dari lingkungan sekitar. Orang yang terasah life skill-nya
akan mudah mengambil keputusan yang tepat sesuai kondisi yang ada.
Sementara wawasannya menjadi modal dalam bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar. Orang yang berwawasan luas akan lebih mudah
beradaptasi dengan orang lain sehingga mudah menjalin ikatan bisnis.
Seorang enterpreuner juga dituntut kreatif dan inovatif. Alloh telah mengajarkan manusia bahwa Alloh Mahakreatif. Dari seluruh ciptaan-Nya yang ada di bumi tidak ada yang sama. Dan Alloh Mahainovatif dengan menciptakan banyak model makhluk ciptaan-Nya.
Begitu juga seorang enterpreuner, harus kreatif dan inovatif dengan
menciptakan sesuatu yang berbeda dan unik. Dan yang jelas,
ciptaan tersebut harus bisa dijual di pasar. Untuk itu seorang
enterpreuner harus ditunjang dengan skill organisasi yang mumpuni untuk
mengatur perusahaannya dalam menyelaraskan beberapa unit kerja menjadi
satu kesatuan manajemen yang profesional. Ia harus mampu me-manage
bisnisnya mulai dari awal produksi hingga ke pemasaran dan sistem
keuangan. Tanpa itu, mustahil bisnisnya bisa maju dan berkembang. Dengan
pengalaman dan kemahiran mengorganisir perusahaan, resiko kerugian bisa
ditekan seminimal mungkin sehingga menghasilkan pendapatan atau
keuntungan perusahaan yang besar.
Tidak
kalah penting, seorang enterpreuner harus mempunyai semangat untuk
terus maju. Ia tidak boleh mudah menyerah saat menghadapi suatu
kegagalan. Sabda Rosululloh SAW, yang menyuruh hari ini harus lebih baik
dari hari kemarin, harus dijadikan moto agar selalu bersemangat dalam
mengelola bisnisnya.
Rosululloh
SAW telah mencontohkan bagaimana semangat beliau dalam berdagang. Meski
harus menempuh jarak yang sangat jauh, tapi beliau tidak pernah
mengeluh. Beliau tetap berusaha memberikan pelayanan sebaik-baiknya
kepada pelanggan maupun saudagar yang telah menitipkan barang
dagangannya. Kepercayaan yang telah diamanahkan kepada Beliau tidak
pernah dikhianati. Beliau selalu berusaha menjadi seorang entertainer yang melayani semua orang dengan sabar dan lemah lembut. Sifat ini pula yang harus dimiliki oleh seorang enterpreuner.
Sebagai
orang tua untuk anak-anak saya dan anak-anak muda lainnya, saya hanya
berpesan, jadilah seorang enterpreuner seperti yang telah dicontohkan
oleh Rosululloh SAW. Enterpreuner sukses tidak harus selalu berbekal
pendidikan tinggi. Rasululloh telah membuktikannya. Beliau tidak pernah
sekolah, tetapi beliau mau belajar dan bekerja keras. Yang terpenting,
contohlan semangat beliau untuk maju, menjunjung tinggi harga diri,
memegang teguh amanah, dan jujur dalam setiap perbuatan.
“Sesungguhnya
telah ada pada (diri) Rasululloh itu suri teladan yang baik bagimu
(yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Alloh dan (kedatangan) hari
kiamat dan Dia banyak menyebut Alloh.” (QS. Al-Ahzab: 21)
Arti
ayat diatas, kita sebagai umat Rosululloh SAW wajib mengikuti setiap
perbuatan Beliau, termasuk dalam perdagangan. Tapi bila kalian bekerja
di perusahaan orang,
kalian tetap harus menjadi intrapreuner yang memiliki bergaining sesuai
skill kalian. Kita berusaha agar dengan keberadaan kita di perusahaan
tersebut membuat perusahaan itu berkembang sehingga perusahaan akan
menganggap kita sebagai aset, bukan hanya sebagai pekerja (dr Chairil
Anwar Sholeh Sp, An)
Sumber : wasathon.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar